Jumat, 27 Juni 2014

~ Muslimah Itu Seperti Mawar Yang Berduri ~


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim..

Seorang wanita sempurna seperti setangkai mawar berduri. Dan kesempurnaan mawar adalah pada durinya. Semua kisah, puisi, syair dari klasik hingga postmodern memberi tajuk 'mawar berduri' untuk gambaran kesempurnaan bunga. Namun terkadang orang menganggap duri pada mawar menganggu, merusak, bahkan menghalangi keindahan kelopak mawar. Padahal justru dengan itulah setangkai mawar menjadi sempurna, terjaga, terlindungi, tak di petik sembarang orang.

Mawar adalah wanita.sedangkan duri pada mawar adalah aturan yang melekat dari Allah bagi seorang wanita. Banyak orang mengatakan aturan yang Allah buat untuk wanita mengekang, sulit jodoh, hingga sulit untuk mendapatkan pekerjaan. padahal seperti duri pada mawar, justru aturan itu yang melindungi, menjaga dan membuat seorang wanita mulia.seperti duri yang menjadi penyempurna mawar. Maka aturan Allah yang menjadi penyempurna wanita. Dan jika mawar berduri adalah mawar yang sempurna, pastinya wanita dengan aturan yang melekat dari Tuhannya pula wanita yang sempurna.

Seorang wanita sempurna seperti mawar ditepi jurang, bukan mawar di tengah taman. jika mawar di tengah taman cenderung semua tangan bisa memetiknya, dari orang biasa hingga orang 'kurang ajar' yang nekad memetik walaupun ada tulisan "dilarang memetik bunga". walau ada larangannya tetap berani memetik. toh di bawah tulisan larangan itu hanya tertulis ancaman "denda sekian sekian puluh ribu atau kurungan sekian bulan". tapi jika ada di tepi jurang tentu tak semua tangan berani menyentuhnya.

Maka wanita tumbuhlah di tepi jurang. Hingga tak sembarang tangan lelaki bisa menyentuhmu. Hingga jika pun suatu saat ada seorang lelaki memetikmu. pastilah lelaki yang paling berani berkorban untukmu. bukan sembarang tangan, bukan sembarang orang, bukan sembarang lelaki. karena wanita bukanlah barang murah yang boleh di sentuh seenaknya. bukan pula barang hiasan yang bisa di petik dengan ancaman kecil


Wallahu Waliyyut Taufiq.

Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah.
Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci..

Amin Ya Rabbal 'Alamin..

Wabillahi Taufik Wal Hidayah..
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..



~ Tanggung Jawabmu Di Rumah Suamimu ~

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim..

Minimnya perhatian dan kelembutan seorang ibu yang tersita waktunya untuk aktivitas di luar rumah, jika mau disadari,sejatinya berpengaruh besar pada perkembangan jiwa anak. Terlebih jika keperluan anak dan suaminya malah diserahkan kepada sang pembantu/babysitter. Lantas di manakah tanggung jawab untuk menjadikan rumah sebagai madrasah bagi anak-anak mereka?
Banyak orang bodoh meneriakkan agar wanita jangan dikungkung dalam  rumahnya, karena membiarkan wanita diam menganggur dalam rumah berarti membuang separuh dari potensi sumber daya manusia. Biarkan wanita berperan dalam masyarakatnya, keluar rumah bahu membahu bersama lelaki membangun negerinya dalam berbagai bidang kehidupan!!!
Demikian igauan mereka. Padahal dari sisi mana mereka yang bodoh ini dapat menyimpulkan bahwa separuh potensi sumber daya manusia terbuang?
Dari mana mereka dapat istilah bahwa wanita yang diam di rumah karena mengurusi rumahnya adalah pengangguran? Ya, karena memang dalam defenisi kebodohan mereka, wanita pekerja adalah yang bergiat di luar rumah. Adapun yang cuma berkutat dengan pekerjaan domestik, mengurus suami dan anak-anaknya bukanlah pekerja tapi penganggur. Tidak memberikan pendapatan bagi negara.
Tahukah mereka bahwa Islam justru memberi pekerjaan yang mulia kepada wanita, kepada para istri di rumah-rumah mereka? Mereka diberi tanggung jawab. Dan dengan tanggung jawab tersebut, bisakah diterima bila mereka dikatakan menganggur, tidak memberikan sumbangsih apa-apa kepada masyarakat dan negerinya? Dalam bentuk pendapatan berupa materi mungkin tidak. Tapi dalam mempersiapkan generasi yang sehat agamanya dan fisiknya? Tentu tak dapat dipungkiri peran mereka oleh orang yang berakal sehat dan lurus serta mau menggunakan akalnya. Suatu peran yang tidak dapat dinilai dengan materi.

Dalam sebuah hadits yang shahih disebutkan:
أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ،
فَالْإِمَامُ الْأَعْظَمُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْؤُولٌ
عَنْ رَعِيَتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ
مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ
زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْؤُولَةٌ عَنْهُمْ، وَعَبْدُ الرَّجُلِ
رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْهُ، أَلاَ فَكُلُّكُمْ
رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah ra’in dan setiap kalian akan ditanya tentang ra’iyahnya. Imam a’zham (pemimpin negara) yang berkuasa atas manusia adalah ra’in dan ia akan ditanya tentang ra’iyahnya. Seorang lelaki/suami adalah ra’in bagi ahli bait (keluarga)nya dan ia akan ditanya tentang ra’iyahnya. Wanita/istri adalah ra’iyah terhadap ahli bait suaminya dan anak suaminya dan ia akan ditanya tentang mereka.
Budak seseorang adalah ra’in terhadap harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Ketahuilah setiap kalian adalah ra’in dan setiap kalian akan ditanya tentang ra’iyahnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5200, 7138 dan Muslim no. 4701 dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma)
Makna ra’in adalah seorang penjaga, yang diberi amanah, yang harus memegangi perkara yang dapat membaikkan amanah yang ada dalam penjagaannya. Ia dituntut untuk berlaku adil dan menunaikan perkara yang dapat memberi maslahat bagi apa yang diamanahkan kepadanya.
Berdasarkan makna ra’in di atas, berarti setiap orang memegang amanah, bertindak sebagai penjaga, dan kelak ia akan ditanya tentang apa yang diamanahkan kepadanya. Seorang pemimpin manusia, sebagai kepala Negara ataupun wilayah yang lebih kecil darinya, merupakan pemegang amanah dan bertanggung jawab terhadap kemaslahatan rakyatnya dan kelak ia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Begitu pula seorang suami sebagai kepala rumah tangga, ia memegang amanah, sebagai penjaga serta pengatur bagi keluarganya dan kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Berikutnya seorang istri, selaku pendamping suami, ia memegang amanah sebagai pengatur urusan dalam rumah suaminya berikut anak-anak suaminya dan ia pun kelak akan ditanya tentang pengaturannya dan tentang anak-anaknya.
Al-Khaththabi rahimahullahu berkata, “Mereka yang disebutkan dalam hadits di atas, seorang imam/pemimpin negara, seorang lelaki/suami dan yang lainnya, semuanya berserikat dalam penamaan atau pensifatan sebagai ra’in. Namun makna atau tugas/peran mereka berbeda-beda. Amanah dan tanggung jawab imam a’zham (pemimpin negara) adalah untuk menjaga syariat dengan menegakkan hukum had dan berlaku adil dalam hukum. Sementara kepemimpinan seorang suami terhadap keluarganya adalah pengaturannya terhadap perkara mereka dan menunaikan hak-hak mereka. Adapun seorang istri, amanah yang ditanggungnya adalah mengatur urusan rumahnya, anak-anaknya, pembantunya dan mengatur semua itu dengan baik untuk suaminya. Seorang pelayan ataupun budak, ia bertanggung jawab menjaga apa yang ada di bawah tangannya dan menunaikan pelayanan yang wajib baginya.
Al-Qadhi Iyadh rahimahullahu mengatakan, “Hadits ini menunjukkan bahwa setiap orang yang mengurusi sesuatu dari perkara orang lain, ia dituntut untuk berlaku adil di dalamnya, menunaikan haknya yang wajib, menegakkan perkara yang dapat memberi maslahat kepada apa yang diurusinya. Seperti, seorang suami dalam keluarganya, istri dalam pengurusannya terhadap rumah dan harta suaminya serta anak-anaknya, budak dalam pengurusan dan pengaturannya terhadap harta tuannya.” 
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu menjelaskan, “Setiap ra’in bermacam-macam yang diaturnya dan amanah yang ditanggungnya. Ada yang tanggung jawabnya besar lagi luas dan ada yang tanggung jawabnya kecil. Karena itulah Nabi bersabda: الأَمِيرُ رَاعٍ, ia akan ditanya tentang ra’iyahnya (rakyatnya/ apa yang diatur dan dipimpinnya), seorang suami juga ra’in tapi ra’iyahnya terbatas hanya pada ahli baitnya, yaitu istrinya, anak laki-lakinya, anak perempuannya, saudara perempuannya, bibinya dan semua orang yang ada di rumahnya. Ia ra’in bagi ahli baitnya dan akan ditanya tentang ra’iyahnya, maka wajib baginya untuk mengatur dan mengurusi mereka dengan sebaik-baik pengaturan/pengurusan, karena ia akan ditanya dan diminta pertanggungjawaban tentang mereka.
Demikian pula seorang istri merupakan ra’iyah di rumah suaminya dan akan ditanya tentang urusannya. Maka wajib baginya untuk mengurusi rumah dengan baik, dalam memasak, dalam menyiapkan kopi, teh, dalam menyiapkan tempat tidur. Janganlah ia memasak lebih dari yang semestinya. Jangan ia membuat teh lebih dari yang dibutuhkan. Ia harus menjadi seorang wanita yang bersikap pertengahan, tidak mengurangi-ngurangi dan tidak berlebih-lebihan, karena sikap pertengahan adalah separuh dari penghidupan. Tidak melampaui batas dalam apa yang tidak sepantasnya. Si istri bertanggung jawab pula terhadap anak-anaknya dalam perbaikan mereka dan perbaikan keadaan serta urusan mereka, seperti dalam hal memakaikan pakaian kepada mereka, melepaskan pakaian yang tidak bersih dari tubuh mereka, merapikan tempat tidur mereka, memerhatikan penutup tubuh mereka di musim dingin. Demikian, ia akan ditanya tentang semua itu. Sebagaimana ia akan ditanya tentang memasaknya untuk keluarganya, baiknya dalam penyiapan dan pengolahannya. Demikianlah ia akan ditanya tentang seluruh apa yang ada di dalam rumahnya.”
Jelas, wanita sudah memiliki amanah dan tugas tersendiri yang harus dipikulnya dengan sebaik-baiknya. Dan yang menetapkan amanah dan tugas tersebut bukan sembarang orang tapi manusia yang paling mulia, paling berilmu dan paling takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pengemban syariat yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari atas langit yang ketujuh. Dan beliau tidaklah menetapkan syariat dari hawa nafsunya, melainkan semuanya merupakan wahyu yang diwahyukan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dan para ibu rumah tangga jangan termakan dan tertipu dengan teriakan orang-orang bodoh di luar sana sehingga timbul rasa minder berhadapan dengan wanita-wanita karir dan merasa diri cuma menganggur di rumah. Padahal di rumah ada suami yang harus ditaati dan dikhidmatinya. Ada anak-anak yang harus ditarbiyah dengan baik. Ada harta suami yang harus diatur dan dijaga sebaik-baiknya. Dan ada pekerjaan-pekerjaan rumah tangga yang butuh penanganan dan pengaturan. Semua ini pekerjaan yang mulia dan berpahala bila diniatkan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan para ibu rumah tangga harus ingat bahwa mereka kelak pada hari kiamat akan ditanya tentang amanah yang dibebankan kepadanya, berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas dan juga ada hadits lain yang berbunyi:

مَا مِنْ رَاعٍ إِلاَّ يُسْأَلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَقَامَ أَمْرَ اللهِ أَمْ أَضَاعَهُ
“Tidak ada seorang ra’in pun kecuali ia akan ditanya pada hari kiamat, apakah ia menunaikan perintah Allah atau malah menyia-nyiakannya.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Ausath dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sebagaimana dibawakan Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu dalam Fathul Bari ketika memberi penjelasan terhadap hadits Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma di atas )

Dan juga hadits:
إِنَّ اللهَ سَائِلٌ كُلَّ رَاعٍ عَمَّا اسْتَرْعَاهُ حَفِظَ أَوْ ضَيَّعَهُ
“Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap ra’in tentang apa yang dibawah pengaturannya, apakah ia menjaganya atau malah menyia-nyiakannya.” (HR. Ibnu ‘Adi dengan sanad yang dishahihkan oleh Al-Hafizh rahimahullahu dalam Fathul Bari, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa seorang yang mukallaf, termasuk dalam hal ini seorang istri sebagai ibu rumah tangga, akan menanggung dosa karena sikap penyia-nyiaannya terhadap perkara yang berada di bawah tanggungannya.
Karenanya tunaikan amanah dan tugasmu dengan sebaik-baiknya. Dan sadarilah bahwa peran wanita dalam masyarakat Islam amatlah besar dan penting. Di mana ia harus menunaikan hak suaminya dan kewajibannya terhadap anak-anaknya dengan memberikan pendidikan dan menyiapkan kebutuhan mereka agar kelak anak-anak tersebut dapat membawa agamanya dengan kekuatan dan kemuliaan.

Wallahu Waliyyut Taufiq.

Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah.Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci..
Amin Ya Rabbal 'Alamin..

Wabillahi Taufik Wal Hidayah..
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

~ Surat Untuk Calon Imamku ~


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim..


Untukmu calon imamku yang tampan,

Mungkin engkau bingung, mengapa aku tuliskan surat ini untukmu. Bahkan aku sendiri pun bingung, mengapa aku ingin menulis surat ini untukmu. Tapi biarlah, kita sama-sama mencari kebingungan itu bersama-sama. Sebelumnya, baca dulu suratku ini.

Wahai calon imamku yang tampan,

Aku tidak mau berkata banyak. Saat ini mungkin aku telah menemukanmu. Kau pun juga telah menemukanku. Semua itu bukan karena kita, tetapi karena Allah lah yang mempertemukan kita disaat yang tepat. Jujur aku akui, aku mencintaimu dan menyayangimu dengan ikhlas dan sederhana, semua karena Allah. Tanpa campur tanganNya, mustahillah pertemuan ini akan terjadi. Semua itu atas kehendakNya. Segala peristiwa demi peristiwa yang telah terjadi sudah menjadi konsep ceritaNya yang telah Dia tuangkan dalam bukuNya sehingga menjadi sebuah cerita dimana kau dan akulah yang menjadi lakonnya. Maka ingatlah selalu “Kun fayakun”, maka jadilah engkau”


Wahai calon imamku yang tampan,

Aku tahu kau bukan laki-laki yang sempurna.Kau tidak sekaya Nabi Sulaiman, kau tidak setampan Nabi Yusuf, kaupun tidak setaqwa Nabi Muhammad. Tapi setidaknya bagiku, kau mau belajar untuk menyempurnakan dirimu seperti mereka. Kekayaan dan ketampanan fisik bukanlah masalah bagiku. Yang terpenting adalah kekayaan dan ketampanan hatimu dan imanmu. Jika itu sudah terpenuhi,  dirimu terasa sempurna bagiku dan agamaku.


Wahai calon imanku yang tampan,

Betapa damai dan tenteram hati ini, ketika melihatmu menyentuhkan dahimu di atas sajadah dan bersujud di hadapanNya. Ketika pula melihatmu menengadahkan tanganmu yang kekar sembari mengucapkan ribuan doa kepadaNya. Ketika melihatmu melantunkan ayat-ayat suciNya dengan suara yang merdu dan syahdu. Ah, subhanallah walhamdulillah. Aku tersenyum jikalau itu adalah dirimu.


Wahai calon imanku yang tampan,

Mungkin saat ini, aku yang selalu mengajakmu untuk berbuat kebaikan, mungkin aku yang selalu mengajakmu untuk menyempurnakan imanmu. Dan mungkin aku yang selalu dan berulang kali mengingatkanmu akan hal itu. Walaupun aku tahu, diriku juga bukan wanita sempurna seperti yang kau lihat saat ini. Maka dari itu, marilah kita sama-sama belajar untuk menyempurnakan iman kita. Kita belajar menapaki ajaranNya di jalan yang benar secara bersama-sama untuk meraih ridhoNya yang tak terhingga itu. Aku yakin kita pasti bisa melaluinya bersama-sama.


Wahai calon imanku yang tampan,

Yakinlah, jika namamu yang tertulis di Lauhul mahfudz untukku, begitu pun juga sebaliknya, insyaalah kita akan bersama selamanya dalam kehidupan yang abadi dunia dan akhirat karena-Nya. Aku percaya kau berusaha mensholehkan dirimu & menyempurnakan imanmu, begitupun juga diriku, agar suatu saat kamu dan aku pantas saling mendampingi di dunia dan akhirat serta kau pantas menjadi imam yang baik bagi tulang rusukku. Itu sudah cukup bagiku.

Awalnya tidak banyak kata yang ingin kuucap, tapi ternyata banyak kata yang kutulis. Tapi kau pasti tahu benang merahnya. Dan aku tak ingin kau hanya membacanya saja. Tetapi kau menyegerakannya. Aku percaya padamu wahai calon imamku yang tampan.
Kau akan selalu tampan dan tampan bagiku, jikalau kau menampankan hati dan imanmu.
Salam rinduku untukmu.


Dari : Calon makmummu yang cantik... hehe.. :P


Wallahu Waliyyut Taufiq.

Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah.
Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci..
Amin Ya Rabbal 'Alamin..

Wabillahi Taufik Wal Hidayah..
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

~ Menjadi Muslimah Yang Cantik ~


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim..




Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan mu dan istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untukdikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. QS. Al-Ahzab (33) : 59.


Sebagai Perhiasan Dunia Terindah

Wanita mendapat rekomendasi Al-Qur’an untuk menduduki peringkat tertinggi keindahan-keindahan yang diinginkan manusia; “Dijadikan indah (pandangan) manusia apa-apa yang diingini yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang” (QS. Ali-Imran:4).

Memang sudah pasti setiap wanita ingin tampil cantik dan menarik tetapi untuk bisa seperti itu terkadang membutuhkan biaya cukup mahal dan waktu relatif lama. Dalam ajaran Islam sebenarnya telah diajarkan bagaimana agar seorang wanita bisa tampil cantik dan menarik dengan biaya sangat murah bahkan hampir tanpa biaya. Dalampembahasan kesehatan dan kecantikan, sering kita mendengar istilah inner beauty yaitu kemolekan wanita yang terpancar dari aura kecantikan nan mempesona yang bersumber dari dalam. Sebenarnya tidaklah serumit apa yang dibayangkan agar bisa tampil seperti itu hanya keseriusan dan kedisiplinan dituntut untuk mendapatkan inner beauty. Dibawah ini kami paparkan tips Islami untuk mendapatkan kesehatan dan kecantikan dengan biaya sangat murah agar anda tampilsehat, cantik dan menarik baik jasmani maupun rohani.
Tips Agar Tampil Cantik Dan Menarik


Menjaga aurat

Jika anda wanita muslimah cobalah untuk menutup aurat saudari sedini mungkin. Dengan anda menutup aurat, Tuhan akan menjaga anda dari hal-hal yang tidak disukai-Nya dan Dia akan memunculkan keindahan-Nya pada diri saudari. Jika keindahan dan kemolekan cahaya Tuhan muncul dari diri anda, siapa yang tidak tertarik ? Oleh sebab itu niatkanlah dengan menutup aurat, anda memperoleh penjagaan Tuhan yang Dia wakilkan kepada para malaikatNya untuk menjaga saudari lahir batin dan saudari akan mendapatkan kecantikan yang sebenarnya. Banyak yang mengatakan dengan berbusana muslimah seorang wanita bisa tampil lebih cantik dan menarik.


Menjaga air wudlu

Maksudnya saudari selalu dalam keadaan suci dari hadas kecil dengan cara saudari selalu punya air wudlu. Ketika saudari terkena hal yang membatalkan wudlu segera saudari mengambil air wudlu. Nabi kita Muhammad SAW telah menerangkan bahwa esok pada hari kiamat ketika manusia dikumpulkan di padang mahsyar, terlihat beberapa golongan yang wajah mereka mencorong sepeti cahaya. Ketika beliau ditanya siapakah mereka Ya Rasulullah, beliau menjawab mereka adalah orang-orang yang menjaga air wudlunya (langgeng air wudlu). Air wudlu memberikan dampak yang signifikan pada wajah dan kulit seseorang. Dengan mudah anda bisa membedakan mana wajah yang selalu terguyur air wudlu dengan yang tidak. Ini membuktikan bahwa air wudlu berpengaruh pada wajah dan kulit. Kecantikan yang ditampilkan air wudlu adalah kecantikan lahir dan batin. Tubuh anda yang selalu dalam keadaan suci akan memancarkan aura putih bersinar yang tidak anda sadari menarik perhatian orang-orang yang berada di sekeliling anda. Apalagi jika anda memperbaharui air wudlu, maksudnya air wudlu anda yang pertama belum batal tetapi anda mengambil air wudlu lagi, inilah yang dimaksud dengan cahaya diatas cahaya. Jelas kecantikan seperti ini jauh lebih tinggi kwalitasnya dibandingkan dengan riasan wajah yang dipoles dengan make up dan sorotan lampu. Kecantikan yang nomor dua ini hanyalah buatan yang sifatnya sementara saja, menimbulkan kebosanan bagi yang melihat dan tidak lama kemudian akan luntur. Sedangkan kecantikan yang dihasilkan oleh inner beauty; pesona aura yang muncul berkat cahaya wudlu akan selamanya dan tidak membosankan. Semakin dijaga air wudlu, cahayanya akan semakin cemerlang dan daya tarik pun semakin kuat.


Puasa Sunnah

Tips yang ketiga ini adalah senjata pamungkas untuk tampil sehat, cantik dan menarik. Siapa yang tidak tahu kalau puasa itu menyehatkan ? Sebagaimana dimaklumi dari hadis Rasulullah SAW : ” Puasalah niscaya kamu sehat “. Wanita berbadan sehat cenderung lebih menarik dari pada wanita sakit-sakitan. Jika ditanyakan kepada laki-laki pilih mana cewek layu penyakitan atau yang sehat dan segar ? Kakek-kakek pun bisa menjawabnya. Oleh karena itu kesehatan dan kecantikan sangat erat hubungannya. Jika saudari ingin sehat, tampil cantik dan menarik, berpuasalah. Cobalah resep ini sambil kita membuktikan ajaran Rasulullah SAW. Dari beberapa muslimah yang kami kenal, kami mendapati bahwa wanita yang rajin puasa mempunyai kepribadian lebih menarik ketimbang yang tidak. Wanita yang rajin berpuasa mendapatkan kedudukan istimewa ditengah masyarakat dan di hati teman-tamannya baik pria maupun wanita. Buktikan ketika anda melihat seorang wanita yang anda tidak tahu apakah dia sedang berpuasa atau tidak, dan ketika anda tahu kalau dia sedang berpuasa maka akan muncul dalam diri anda perasaan segan bercampur senang. Terkadang muncul perasaan iri kepada diri sendiri dibarengi dengan pertanyaan ; “kenapa aku tidak bisa seperti dia ?”. Sudah barang tentu yang kami maksud puasa disini adalah puasa diluar bulan Ramadhan. Jika di bulan Ramadhan semua maklum karena berada ditempat yang sama. Inilah keistimewaan ibadah puasa, selain yang melakukannya mendapatkan kedudukan tertentu disisi Tuhan dan manusia, ibadah ini juga meningkatkan kecerdasan akal, mental dan spiritual. Sungguh beruntung seorang laki-laki yang mendapatkan wanita ahli puasa.


Hakikat Cantik yang Sesungguhnya

Tetapi juga harus dipahami apakah makna kecantikan sejati sesungguhnya. Cantik dan indah, itulah kata-kata yang selalu didambakan wanta. Allah SWT menciptakan wanita lengkap dengan software keindahannya. Namun terkadang, banyak wanita yang tidak memahami bagaimana memelihara kecantikan yang telah dikaruniakan Allah, sehingga tidak sedikit di antara saudara-saudara kita yang terjurumus karena kecantikan mereka.


Jika merasa tak cantik…

Banyak wanita yang nerasa dirinya tidak cantik, biasa-biasa saja, atau bahkan kurang dari biasa.Hal ini dapat menyebabkan perasaan rendah diri dan kurang percaya diri. Perasaan tersebut seharusnya tak perlu hadir, jika ia memahami bahwa keindahan fisik adalah karunia sekaligus ujian bagi orang-orang yang memahaminya.Kalaupun Allah menghendaki dirinya mendapatkannya, seharusnya ia bersyukur karena ia terbebas dari ujian kecantikan. Kalaupun fisik yang ia miliki tersebut mendatangkan celaan atau cemoohan, seharusnya pula ia bersabar atasnya. Bukankah setiap orang diuji sesuai kadarnya masing-masing?


Percantik Diri dengan Akhlak Terpuji

Wanita cantik memang banyak, tapi jarang yang molek pula akhlaknya. Ibarat bungan yang indah, tapi tak wangi. Oleh karena itu, daptkanlah kecantikan sejati. KEcantikan berupa wajah hati dan rupa budi yang menawan. Ingat kecantikan itu memancar dari dalam ke luar, nukan sebaliknya. Sehingga tanamilah hati dengan keimanan dan kebenaran (Al-Haq), yang dilandasi ilmu yang benar (shahih). Kemudian, hiasilah dengan perbuatan (akhlak) yang baik, sebagai buah dari suburnya hati dan berseminya tunas iman. Wajah, perilaku dan kepribadian kita akan Nampak cantik sekali. Pesona kecantikan yang sesungguhnya, bukan pesona semu yang kasat mata. Bahkan, biar rupa tak jelita, tapi perangainya istimewa.


“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah” (HR. Muslim)
Wanita yang shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan RasulNya. Kemuliaan bukanlah sekadar kecantikan fisiknya. Justru ia berusaha menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Saat mendapati keterbatasan fisik pada dirinya, wanita salehah tidak akan pernah merasa kecewa dan gelisah. Karena ia paham bahwa hal itu akan menjerumuskan pada sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa inferior dengan keterbatasan fisiknya, karena ia sadar sepenuhnya bahwa nilai kemuliaan adalah keimanan dan ketakwaan. Bukan tampilan lahiriah.
Mungkin ada yang bertanya : “bagaimana kalau saya dalam keadaan berhadas besar sebab datang bulan ?”. Wow…jangan kawatir sebab hadas dalam ajaran islam dibagi menjadi 2 yaitu hadas besar dan hadas kecil. Seorang wanita yang berada dalam keadaan hadas besar seperti datang bulan, nifas, junub dsbnya bisa menghilangkan hadas kecilnya dengan cara berwudlu tetapi wudlu tersebut tidak bisa menghilangkan hadas besar. Kesimpulannya seorang wanita yang sedang berhalangan bisa menghilangkan hadas kecilnya dengan cara berwudlu tetapi dia tetap berhadas besar. Itulah sebabnya mengapa seorang yang mau mandi besar (mandi junub) disunahkan terlebih dahulu menghilangkan hadas kecilnya dengan berwudlu. Begitu pula jika orang yang berhadas besar ingin makan tetapi tidak sempat mandi, dianjurkan untuk berwudlu terlebih dahulu. Kasus ini banyak terjadi pada malam hari di bulan puasa.
Inilah tiga cara sederhana bagi wanita untuk bisa tampil cantik dan menarik juga mendatangkan kesehatan yang alami dan sederhana. Kecantikan yang muncul dari dalam (inner beauty) yang dihasilkan oleh perut kosong disebabkan puasa, dipoles dengan sentuhan air wudlu yang memancarkan aura putih dibungkus dengan busana muslimah menjadikan seorang wanita akan tampil cantik dan menarik, anggun serta berkepribadian kuat. Saudari tidak memerlukan uang yang banyak untuk menjalankan tips ini juga tidak perlu pakaian serta make up mahal sebab munculnya keelokan paras saudari berasal dari dalam. Cincin emas murni 24 karat yang ditaruh dalam tong sampah tetap indah dan berharga, apalagi disematkan di jemari perempuan berparas jelita. Ingin lebih dari ini ? Stel alarm saudari tepat pukul 03.00, bangunlah untuk tahajud maka wajah saudari akan mencorong seperti bulan purnama.
Setiap wanita terlahir dengan segenap potensi keindahan yang melekat pada dirinya, dengan kadar yang berbeda-beda. Setiap kadar potensi tersebut adalah amanah yang harus dijaga. Dan yang terpenting, bagaimana memaknai dan mengelola potensi yang ada.
Kecantikan, bukanlah semata wajah dan tubuh.Ada sebentuk kecantikan yang wajib dimilki wanita. Kecantikan yang pasti bisa diraih oleh semua wanita, jika ia ikhlas berusaha.Itulah kecantikan sejati, yang merupakan kecantikan sesungguhnya. Apalah artinya keindahan rupa dan raga tanpa disertai kecantikan jiwa dan pekerti. Cantik raga dan jiwa, adalah kecantikan seutuhnya.
Kecantikan secara fisik seringkali menjadi standar penilaian seseorang. Padahal, hati dan amallah yang menjadi ukuran. Bentuk fisik seseorang tidak akan mempengaruhi nilai seseorang di sisi Allah. MAha suci Allah, yang tidak memveda-bedakan wujud ciptaaNya. Raga seseorang hanyalah media, yang hendaknya digunakan untuk melakukan ketaatan, dengan meluruskan hati dan jiwa, sertamelaksanakan amal ibadah.
Kalau pun kita (merasa) tidak cantik, sadarilah bahwa Allah memberikan potansi selain indahnya fisik dan jelitanya paras; yaitu hati, jiwa, dan akhlak. Kebersihan dan sehatnya hati, ketenangan jiwa serta kemuliaan akhlak akan menjadi sumberdaya yang luar biasa. Bahkan melebihi kecantikan raga. Yang jelas beauty is not skin deep. Cantik hanyalah persoalaan kulit, apa yang tersembunyi di dalamnya adalah yang utama. Beauty is not in the face, but a light in the heart ….
“Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang. Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu” (QS Al-Infithar; 7-8)
Pastinya, bentuk rupa dan raga tiap manusia merupakan bagian dari iradah karunia Allah. Tidaka ada pertanggungjawaban manusia atasnya. Kelak, kita tak akan ditanya, “kenapa hidungmu pesek, kenapa tubuhmu gendut?” atau “Kenapa kamu tak cantik, kenapa tak seksi?” Tetapi kita akan ditanya tentang amal apa yang telah dilakukan oleh tubuh kita dan kita harus bertanggung jawab atas setiap amal perbuatan kita.
Wanita Cantik sejati memiliki komitmen kuat dalam berpegang teguh terhadap syari’atNya. Ia jaga kehormatan dan harga dirinya (iffah). Ia hiasi dirinya dengan rasa maku, yang dapat meredam keinginannya untuk berbuat cela dan mengontrol perilakunya. Lisannya basah dengan zikir, jujur, dan jauh dari kekejian, cacian, olok-olok, ghibah (menggunjing)dan mamimah (mengadu domba). Ia juga menahan hatinya dari hal-hal yang diharamkan Allah.
Hatinya terbebas dari segala bentuk penyakit hati. Hatinya salim dan penuh dengan kelembutan. Dermawan, penyayang, dan tawadhu’.
Ia selalu berbuat baik dan penuh bakti kepada kedua orang tuanya (birrul walidain). Jika ia telah bersuami, ia berbakti dan senantiasa mena’ati suaminya dalam hal yang makkruf, berusaha mencari ridha suami, membahagiakannya.

Begitulah potret wanita salehah, perhiasan dunia terindah…

Wallahu Waliyyut Taufiq.


Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah.

Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci..
Amin Ya Rabbal 'Alamin..

Wabillahi Taufik Wal Hidayah..

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..